-->

Dasar-Dasar Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik mempunyai peran sangat penting dalam operasi alat berat. Prinsip-prinsip dasar hidrolik digunakan ketika merancang dan mengoperasikan sistem hidrolik untuk implement, sistem steering, sistem brake, dan sistem power train.

Prinsip-prinsip hidrolik berlaku ketika menggunakan cairan yang  bertekanan untuk melakukan kerja. Untuk itu ada beberapa hukum yang harus dipahami dan akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

Penggunaan Cairan Dalam Sistem Hidrolik 
Beberapa alasan mengapa menggunakan zat cair dalam sistem hidrolik yakni :

·       Cairan mengikuti bentuk wadah atau tempat dimana cairan itu berada. Ruang atau volume yang ditempati oleh zat cair tadi dinamakan displacement.

·         Zat cair tidak dapat dimampatkan  (non-compressible)

·     Zat cair meneruskan tekanan ke semua arah , zat cair akan mengikuti bentuk dari wadah. Zat cair mengalir ke segala arah melalui pipa-pipa dan hose dalam berbagai ukuran dan bentuk.
Dibandingkan dengan zat lain sebagai seperti gas, jika ditekan gas mempunyai ruangan yang lebih kecil dan displacement-nya menjadi berkurang. Itulah sebabnya zat cair (cairan) sangat cocok digunakan dalam sistem hidrolik.
Sifat-Sifat Dasar Zat Cair / Fluida
Hukum Pascal
Menurut hukum Pascal, “Tekanan yang bekerja pada suatu zat cair pada ruangan tertutup, akan diteruskan ke segala arah dan menekan dengan gaya yang sama pada luas area yang sama”. Artinya, gaya yang bekerja di setiap bagian dari hidrolik oil system akan meneruskan tekanan yang sama ke segala arah di dalam sistem".
Formulasi Pascal

Dengan rumus yang sederhana berdasarkan hukum Pascal, dapat dijelaskan hubungan antara gaya (Force), Tekanan (Pressure) dan Luas penampang (Area).

Force (gaya) adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak, benda yang bergerak lurus menjadi berbelokdan sebagainya.
Gaya biasanya dinyatakan dalam :Pounds (Lbs), Kilogram (Kg), dan Newton (N).

Pressure (Tekanan) adalah gaya yang bekerja pada setiap satuan luas penampang. Pressure biasanya dinyatakan dalam : Pounds per Square Inch (Psi), Kilogram per Centimeter Persegi (Kg/Cm²), KiloPascal (Kpa). 

Area (Luas penampang/permukaan), biasanya dinyatakan dalam : Square Inch (Inch²), Millimeter persegi (mm²), dan Centimeter persegi (mm2).


Gaya dan Tekanan
Zat cair / fluida dapat meningkatkan gaya dan tekanan.

Gaya dan Kecepatan Piston


Jika sisi bottom hydraulic pada gambar diatas mendapat oil flow, maka akan timbul tekanan P1. Tekanan tersebut mengakibatkan gaya dorong F1 ke arah kanan yang besarnya adalah F1 = P1 x A. oil yang ada head cylinder juga menghasilkan gaya dorong F2 ke arah kiri yang besarnya adalah F2 = P2 x B. Sesuai dengan hokum pascal, Besar kecilnya gaya dorong F tergantung pada tinggi rendahnya tekanan P atau besar kecilnya luas penampang piston A.

Kecepatan gerak piston ditentukan dengan rumus : V=Q/V
Dimana :         V = Kecepatan (velocity) (cm/menit)
                        Q = Kapasitas (quantity) (cm3/menit)
                        A = Luas penampang (Area)

Orifice
Berbicara masalah hidrolik, hal yang umum dipakai adalah istilah Pump Pressure (Tekanan Pompa). Tetapi perlu diingat bahwa pompa tidak menghasilkan pressure. Pompa hanya menghasilkan Flow (aliran fluida/oli). Jika flow-nya dihambat, maka akan timbul pressure.

Orifice adalah lubang kecil yang terdapat pipa atau saluran untuk mempersempit aliran zat cair/fluida. Kecepatan aliran setelah melewati orifice akan meningkat jika alirannya tetap. Naiknya kecepatan aliran (flow) akan menyebabkan turunnya tekanan yang berbanding lurus dengan aliran dan berat jenis zat cair / fluida tetapi berbanding terbalik dengan diameter orifice. 



Demikian saja pembahasan tentang dasar-dasar hidrolik alat berat, semoga bermanfaat.











LihatTutupKomentar