Prinsip kerja Pompa hidrolik mengubah
energi mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa ini merupakan alat yang mengambil
energi dari suatu sumber (misalnya mesin, motor elektrik dan lain-lain) dan
mengubah energi tersebut menjadi energi hidrolik.
Fungsi pompa ini adalah untuk memasok
sistem hidrolik dengan aliran oli yang mencukupi sehingga sirkuitnya mampu
beroperasi pada kecepatan yang benar.
a. Gear Pump
Oli yang bertekanan juga diarahkan
diantara sealed area dari pressure balance plate dan housing-nya. Ukuran dari
sealed area diantara pressure balance plate dan housing-nya adalah apa yang
membatasi jumlah force yang menekan plate terhadap ujung daripada gear.
b. Vane Pumps
Slotted rotor diputar oleh input
shaft. Vane bergerak masuk dan keluar pada slot yang ada di dalam rotor dan
menge-seal pada ujung luarnya terhadap cam ring. Ring yang ada di dalam fixed
pump displacement berbentuk elips, sedangkan ring yang ada didalam variable
pump displacement berbentuk lingkaran/bundar. Flex plate menutup sisi dari
rotor dan ujung-ujung vane-nya. Dalam beberapa design pressure rendah, support
plates dan housing menge-seal sisi dari rotating rotor dan ujung-ujung vane.
Support plate digunakan untuk mengarahkan ke passage-passage yang ada di dalm
housing. Housing juga berfungsi sebagai support untuk komponen-komponen yang
lain dari vane pump, mengarahkan flow masuk dan keluar vane pump.
Pada saat rotor berputar di dalam cam
ring-nya, vane keluar masuk di dalam rotor slot untuk menjaga sealing terhadap
ring-nya. Pada saat vane bergerak keluar dari slotted rotor, terjadi perubahan
volume diantara vane-nya. Semakin besar jarak antara ring dan rotor, semakin
besar pula volume yang ditimbulkan. Volume yang membesar akan menimbulkan
sedikit ke-vaccum-an yang memungkinkan inlet oil ditekan menuju ke ruang di
antara vane oleh tekanan atmosphere atau tank pressure. Bilamana rotor terus
berputar, maka jarak antara ring dan rotor juga akan semakin kecil. Hal ini
mengakibatkan volume yang ada juga akan semakin mengecil. Hal ini memungkinkan
oil ditekan keluar dari segment rotor menuju ke outlet passage dari pompa.
c. Piston Pumps
Ada 2 jenis piston pump yang dikenal yaitu
Axial Piston Pump, dan Radial Piston Pump. Pada fixed displacement Axial
Piston Pump, piston bergerak lurus maju dan mundur parallel dengan shaft-nya.
Pada variable displacement Axial Piston Pump atau motor, swashplate atau barrel
dan port plate-nya juga bergerak maju dan mundur merubah sudutnya sendiri
terhadap shaft-nya. Perubahan sudut ini membuat pump flow bervariasi antara
minimum dan maksimum setting meskipun shaft speed-nya konstan.
Pompa bergerak maju mundur dalam garis
linear yang hampir parallel dengan bagian tengah shaft-nya. Dalam pompa piston
straight housing, piston berada pada swashplate yang berbentuk wedge
tetap. Sudut dari swashplate ini mengendalikan jarak gerakan keluar masuk
piston ke ruanggan barrel. Makin besar sudut wedge-shaped swashplate, maka
makin besar pula jarak pergerakan piston dan makin besar pula output pompa
untuk tiap revolusinya.
Dalam variable axial piston pump positive
displacement, baik swashplate maupun barrel dan port plate-nya dapat berputar
maju mundur untuk mengubah sudutnya terhadap shaft. Perubahan sudut ini
menyebatkan aliran output bervariasi antara pengaturan minimal dan maksimal
meskipun kecepatan shaft tetap konstan.
2. Non-Positive Displacement Pump
Non-positive displacement pump mempunyai
efisiensi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan positive displacement pump
karena output flow dari pompa akan turun secara drastis bila outlet pressure
naik. Pompa jenis ini biasa digunakan pada aplikasi dengan pressure
rendah seperti water pump.
Demkian tentang jenis-jenis hydraulic pump pada alat berat, semoga bermanfaat.